Sabtu, 10 Desember 2011

Perubahan Histologi Ovarium Pada siklus haid


Perubahan histologi pada ovarium  dan endometrium pada siklus haid
Perubahan histologik pada endometrium dalam siklus haid
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hail, selaput lendir uterus mengalami perubahan2 siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu:
a.       Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase ini endomterium dilepasdkan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tyinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri  dengan sel2 darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel2 epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolis, dan sekret dari uterus, srviks, dan kelenjar2 vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
b.      Fase pascahaid atau fase regenerasi
Luka endomterium yang terjadi akibat sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel2 epitel endometrium. Pada waktu ini tebal  endometrium + 0,5 mm. Fase ini telahmulai sejak fase menstruasi dan berlangsung + 4 hari.
c.       Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal + 3,5 mm. Fase ini berlangusng dari hari ke 5 smapai hari ke 14 dari siklud haid. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase yatu :
v  Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 7. fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel,terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar2 kebanyakan lurus, pendek, dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fae proliferasi, sel2 kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fae menstruasi dimana terlihat perubahan2 involusi dari epitel kelenjar yangberbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel2nya berbentuk bintang dan dengan tonjolan2 anastomosis. Nukelus sel stroma reatif besar sebab sitoplasma relatif sedikit.
v  Fase proliferasi madya
Fase ini berlangsung antara hari ke 10. fase ini merupakan bentuk transisi dandapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Kelenjar berkeluk-keluk dan bervariasi. Sejumlah stroma mengalami edema. Tampak banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nucleus)

v  Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari ke 14. fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yan tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.
d.      Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai  ke 28. pada fase ini endometrium kira2 tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi atas :
v  Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan ciran. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yakni :
1)      Stratum basale, yatu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan lapisan miometrium; lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.
2)      Stratum spongiosum, yatu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyaknya kelenjar yang melebar dan berkeluk-keluk dan hanya sedikit stroma diantaranya.
3)      Stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran2 kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.
v  Fase sekresi lanjut
Endomterium dalam fase ini tebalnya 5-6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini, dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel2 stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.

(Ilmu Kandungan, Hanifa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar