Sabtu, 10 Desember 2011

Sekilas Pengobatan pda Gang.Lakrimal-Lakrimasi (EwiqLiny^_^V)


 PENGOBATAN
PENGOBATAN adalah dengan segera memberikan antibiotik sistemik dosis tinggi, istirahat atau dirawat, bila terlihat daerah fluktuasi abses maka dilakukan insisi, selain pengobatan penyebabnya seperti kelainan sinus dan lainnya.b.HordeolumHordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum yang biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat.Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Horedeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.Horedeolum merupakan suatu abses di dalam kelenjar tersebut. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan.Hordeolum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut.Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar disbanding Hordeolum eksternum.Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preaurikuler biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya. Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi antibiotic local terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar preurikel.Antibiotik sistemik yang yang diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar. Penyulit hordeolum dapat dapat berupa seslulitis palpebra yang merupakan radang jarang palpebra di sepan di depan septum orbita dan abses palpebra.PenatalaksanaanDakriosistitis akut biasanya berespons terhadap antibiotika sistemik yang memadai, dan bentuk menahun sering dapat dipertahankan agar laten dengan tetesan antibiotika. Kompres dengan menggunakan desinfektan juga berpengaruh positif terhadap gangguan klinis. Meskipun begitu, menghilangkan obstruksi adalah penyembuhan satu-satunya.Pada orang dewasa, adanya mukokel adalah pertanda bahwa tempat obstruksi adalah di duktus nasolakrimalis dan bahwa diindikasikan tindakan Dakriosistorinostomi. Terbukanya sistem kanalikuli dipastikan jika mukus atau pus keluar melalui punctum saat sakus ditekan. Pemeriksaan hidung penting untuk menjamin cukupnya ruang drenase antara septum dan dinding lateral hidung. Dakriosistorinostomi meliputi pembentukan anastomosis permanen antara sakkus lakrimalis dan hidung. Mula-mula diadakan insisi di atas krista lakrimalis anterior. Dinding lateral hidung dari tulang dilubangi, dan mukosa hidung dijahit pada mukosa sakus lakrimalis. Pendekatan endoskopik melalui hidung memakai laser untuk membentuk lubang antara sakus lakrimalis dan rongga hidung adalah alternatif lain. 9Berair mata berlebihan (epifora) kadang-kadang disebabkan stenosis kanalikuli atau obstuksi pada batas kanalikulis komunis dan sakus lakrimalis. Pada kasus manapun, kompresi pada sakus tidak berakibat keluarnya cairan, mukus, atau pus melalui puncta, dan tidak ada mukokel. Intubasi dan irigasi dari sistem kanalikuli dengan kanula lakrimal dan studi sinar X dengan media kontras (dakriosistografi) dapat menetapkan tempat obstruksi. Obstruksi kanalikuli biasa dapat diobati dengan intubasi saluran-saluran itu dengan sten silicon untuk 3-6 bulan. Tetapi parut obstruksi tebal akan mengharuskan dilakukannya dakriosistorinostomi dan kanalikuloplasti dengan intubasi silicon dari sistem kanalikuli.9Pada Dakriosistitis Infantil, tempat stenosis biasanya pada valvula Hasner. Tiadanya kanalisasi adalah kejadian umum (4-7% dari neonatus), namun biasanya duktus itu membuka secara spontan dalam bulan pertama. Sakus lakrimalis yang ditekan kuat kadang-kadang dapat merobek membrane sehingga terbuka. Jika stenosis menetap lebih dari 6 bulan, atau jika timbul dakriosistitis, maka diindikasikan pelebaran duktus dengan probe. Satu kali tinadkan efektif pada 75% kasus. Sisanya hamper selalu dapat disembuhkan pada tindakan ulangan, dengan merusak concha inferior ke dalam, atau dengan bidai lakrimal silicon temporer. Tindakan pelebaran jangan dilakukan bila ada infeksi akut. Tindakan ini kurang berhasil pada orang dewasa.9KomplikasiPenyulit dakriosistitis dapat berbentuk pecahnya pus yang mengakibatkan fistel sakus lakrimal, abses kelopak, ulkus, dan seslulitis orbita.6KesimpulanDakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis). Dakriosistitis terbagi atas akut dan kronik. Bentuk spesial dari inflamasi pada saccus lacrimalis adalah Dakriosistitis Kongenital, dimana patofisiologinya terkait erat dengan embryogenesis sistem eksresi lakrimal. Pada orang dewasa, perempuan lebih sering terkena dakriosistitis. Umumnya dakriosistitis mengenai umur lebih dari 40 tahun, dan tertinggi pada usia 60-70 tahun. Pada Dakriosistitis Kongenital, kanalisasi yang tidak lengkap dari duktus nasolakrimalis memiliki peran yang penting dari pathogenesis yang terjadi. Obstruksi dari bagian bawah duktus nasolakrimalis seringkali ditemukan pada orang dewasa yang terkena Dakriosistitis. Bakteri aerob dan non aerob bisa didapatkan pada kultur dari anak-anak dan orang dewasa dengan Dakriosistitis.Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan membengkak. Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah. Penderita juga mengalami demam. Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap.Dakriosistitis akut biasanya berespons terhadap antibiotika sistemik yang memadai, dan bentuk menahun sering dapat dipertahankan agar laten dengan tetesan antibiotika. Kompres dengan menggunakan desinfektan juga berpengaruh positif terhadap gangguan klinis. Meskipun begitu, menghilangkan obstruksi adalah penyembuhan satu-satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar